Minggu, 02 Juni 2013

Hiperemi (Patologi Umum)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1       LATAR BELAKANG
            Keseimbangan antara cairan tubuh intra-dan ekstravaskuler kosentrasi zat-zat yang dalam cairan yang tetap, termasuk elektrolit-elektrolit. Seluruh susunan sirkulasi tubuh menyelenggarakan pengangkutan semua substansi yang dibutuhkan untuk digunakan, maupun yang telah dibentuk dan harus dibuang. Termasuk ini adalah oksigen, karbondioksida, air, garam-garam, zat-zat makanan, metabolit-metabolit, hormone-hormon, panas, dll. Pertukaran zat antara cairan tubuh dan cairan intraseluler terjadi melalui membrane sel.karena fungsi sirkulasi peredaran cairan tubuh melibatkan komponen cairan, volume, dan aliran cairan ini, maka ganggguan fungsinya pun dapat terganggu.
1.2       RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah definisi hiperemi ?
2.      Apa saja jenis-jenis hiperemi ?
3.      Apa saja contoh dari hiperemi ?
1.3       TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian dari hiperemi
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis hiperemi
3.      Untuk mengetahui contoh dari hiperemi




BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Definisi Hiperemi
Hiperemi atau kongesti ialah suatu keadaan yang disertai meningkatnya volume darah dalam pembuluh yang melebar pada suatu alat atau bagian tubuh. kedua istilah ini mempunyai pengertian yang sama bila dilihat dari sudut adanya peningkatan volume darah pada jaringan atau bagian tubuh yang mengalami proses patologik. Namun demikian keduanya harus dibedakan. Hiperemi, atau lebih lengkapnya hiperemi aktif, timbul jika dilatasi pembuluh arteriol dan arteri menyebabkan peningkatan aliran darah ke dalam jaringan kapiler dengan terbukanya kapiler-kapiler yang tidak aktif. Dilatasi pembuluh darah ini disebabkan oleh lepasan zat-zat vasoaktif. Gerakan otot dan demam yang menimbulkan panas tubuh yang sangat tinggi dan memerlukan dilepaskannya suhu tersebut dapat dijumpai pada permukaan kulit.
2.2              Jenis-jenis hiperemi
a.                   Menurut timbulnya, maka hiperemi dibedakan atas hiperemi akut dan hiperemi kronik
1)      Hiperemi akut, tidak ada perubahan yang nyata
2)      Hiperemi kronik biasanya diikuti oleh oedem, aatrofi dan degenerasi kadang-kadang sampai nekrosis atau juga proliferasi jaringan ikat.
b.                  Jenis hiperemi yang lain
1)      Hiperemi aktif
Bendungan aktif ini timbul karena jumlah darah pada arteriol sebagian jaringan tubuh bertambah. Disini rangsang saraf vasodilator atau hambatan hantaran saraf vasokonstriktor akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Biasanya terjadi akut dan biasanya terjadi karena arterial atau kapiler berdilatasi akibat ransangan saraf vasodilator atau karena kelumpuhan vasokontriktornya.
Hiperemi aktif dapat terjadi pada:
-          Alat tubuh yang berfungsi aktif. Karena diperlukan jumlah darah lebih banyak maka arteriol melebar.
-          Kulit, karena emosi marah atau malu.
Radang akut, akibat panas, perubahan warna merah setempat pada radang sering dinamai eritema (erythema)
2)      Hiperemi pasif
Hiperemi pasif terjadi karena aliran darah vena dari suatu daerah berkurang dan disertai dilatasi pembuluh vena dan kapiler. Dapat  terjadi akut, tetapi lebih sering kronik. Ada tidaknya pembuluh kolateral akan menentukan berat ringannya hiperemi.
Obstruksi dari luar dapat terjadi karena:
-          Tekanan pada vena dari luar oleh suatu tumor
-          Ligatur atau ikatan
-          Jarinan parut yang menyebabkan jepitan
-          Hernia, volvolus, dll
Bendungan vena sistemik terjadi akibat payah jantung dan mengenai banyak atau semua alat dan bagian tubuh. Bila bendungan terjadi untuk waktu yang tidak lama. Pada bendungan yang akut biasanya tidak meninggalkan perubahan-perubahan nyata, kecuali perubahan warna, alat tubuh yang terkena terlihat menjadi biru (cyanotic). Bila bendungan terjadi lebih lama maka biasanya akan diikuti oleh edema, biasanya juga disertai atrofi dan degenerasi sel parenchyma akibat anoxia, kadang-kadang sampai terjadi nekrosis.
Keluarnya eritrodit dari pembuluh (extravasation) dapat terjadi karena reptura kapiler atau karena diapedesis aktif. Bila tejadi peruntuhan eirtrosit, maka bisa tedapat pigmen-pigmen darah. Bila hiperemi berlarut-larut, maka dapat terjadi poliferasi jaringan ikat.
2.3              Contoh dari hiperemi
·         Hiperemi aktif :
-          hyperemia pada radang akut,
-           warna merah pada wajah, yang timbul akibat respon terhadap stimulus neurogenik
·         Hiperemi pasif:
-          Pada pemasangan torniket,
-          penekanan aliran vena oleh tumor,
-           atau obstruksi pada lumen karena thrombosis.



BAB III
PENUTUP
3.1              Kesimpulan
Hiperemi adalah suatu keadaan yang disertai meningkatnya volume darah dalam pembuluh yang melebar pada suatu alat atau bagian tubuh. maka hiperemi dibedakan atas hiperemi akut dan hiperemi kronik  Hiperemi di bagi menjadi dua, yaitu hiperemi aktif, terjadi karena jumlah darah pada arteriol sebagian jaringan tubuh bertambah dan hiperemi pasif, terjadi karena aliran darah vena dari suatu daerah berkurang dan disertai dilatasi pembuluh vena dan kapiler. Contoh dari hiperemi aktif adalah hyperemia pada radang akut, warna merah pada wajah, yang timbul akibat respon terhadap stimulus neurogenik. Sedangkan hiperemi pasif: Pada pemasangan torniket, penekanan aliran vena oleh tumor, atau obstruksi pada lumen karena thrombosis.

3.2       Saran
            Kepada seluruh pembaca hendaknya memperhatikan diet yang dikonsumsi  serta menjaga tubuhnya dari hal – hal yang dapat mengganggu aktifitas tubuh karena akibatnya akan berdampak pada aktifitas kerja jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh serta menjaga tubuhnya dari hal – hal yang dapat mengganggu aktifitas tubuh seperti mental, dan lain lain karena tidak jarang penyakit tertentu dapat mempengaruhi timbulnya penyakit yang lain. hyperemia pada radang akut, warna merah pada wajah, yang timbul akibat respon terhadap stimulus neurogenik. Sedangkan contoh pada hiperemi pasif adalah Pada pemasangan torniket, penekanan aliran vena oleh tumor, atau obstruksi pada lumen karena thrombosis.
  



DAFTAR PUSTAKA
·         Sudiono, Janti, dkk, 2003. Ilmu Patologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
·         Tamher, Sayuti, dan Heryati, 2008. Patologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Penerbit Trans Info Media
·         Himawan, Sutisna, dkk, 2002. Buku Ajar Patologi I (Umum) Edisi Satu. Jakarta: Penerbit Sagung Seto
·         Robbins, dan Kumar, 1992. Buku Ajar Patologi I Edisi Empat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
·         Himawan, Sutisna, 1973. Kumpulan Kuliah Patologi. Jakarta: FKUI
·         ­­­­­­______,           2012.  Gangguan Sirkulasi
            http://www.scribd.com (diakses pada  5 September 2012)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar